Persediaan merupakan barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali atau diproses lebih lanjut menjadi barang yang siap dijual. Perusahaan dagang maupun perusahaan industri umumnya mempunyai persediaan yang jumlah dan jenisnya tidak selalu sama perusahaan satu dan yang lainya. Pada kesempatan ini, akuntansimandiri akan membahas tentang Akuntansi Persediaan Barang secara ringkas dan dibagi menjadi beberapa bagian artikel. Sekarang, kami akan membahas Akuntansi Persediaan Barang secara umum.
Akuntansi Persediaan Barang - Persediaan Menurut PSAK 14 (2018)
Menurut PSAK 14 (2018), persediaan merupakan aset:
- Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha
- Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut
- Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
Adapun point penting tentang terkait tentang persediaan menurut Hans Kartikahadi adalah:
- Persediaan merupakan aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal. Aset dikelompokan sebagai persediaan adalah aset yang memang selalu dimaksudkan untuk dijual atau digunakan untuk proses produksi atau pemberian jasa.
- Perlengkapan yang dimasukan sebagai persedian adalah perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, sehingga perlengkapan kantor dengan tujuan untuk digunakan dalam kegiatan administrasi kantor dan bukan untuk dijual, bukanlah bagian dari persediaan.
- Perlengkapan tersebut juga harus merupakan perlengkapan yang digunakan secara reguler dalam proses produksi dan bukan perlengkapan yang hanya bisa digunakan bersamaan dengan aset tetap.
Akuntansi Persediaan Barang - Yang Termasuk Dalam Persediaan
Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali, termasuk:
- Barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainya untuk dijual kembali.
- Barang jadi yang diproduksi atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi oleh entitas.
- Bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi
- Bagi perusahaan jasa, biaya persediaan meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia dan overhead yang dapat diaturibusikan.
Baca Juga: Cara Membeli Reksadana Online Dan Tips Investasi Online
Akuntansi Persediaan Barang - Pengakuan Persediaan
Sistem pencatatan persediaan terdiri dari:
1. Sistem pencatatan Periodik
Pada metode ini, jumlah persediaan akan ditentukan secara berkala atau periodik dengan melakukan penghitungan fisik dan mengalikan jumlah unit tersebut dengan harga satuan untuk memperoleh nilai persediaan saat itu. Setiap terjadi pembelian, persediaan akan dicatat dalam akun pembelian, sedangkan saat penjualan hanya menjurnal penjualan sejumlah harga perolehan dan tidak menghitung harga pokok penjualan. Pada saat penyusunan laporan keuangan di akhir periode, harus dilakukan perhitungan fisik persediaan untuk mengetahui nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan
2. Sistem pencatatan perpetual
Pada metode perpetual, perusahaan akan selalu mengetahui setiap detail rincian dari jumlah dan nilai persediaanya kapan saja. Hal tersebut terjadi karena setiap transaksi pembelian erjadi, persediaan akan dicatat dalam akun persediaan, sedangkan setiap transaksi penjualan terjadi, selain mencatat penjualan, harga pokok penjualan juga akan diperhitungkan dan dicatat.
Tabel berikut merupakan jurnal pencatatan persediaan atas masing-masing sistem pencatatan persediaan
Sekian pembahasan Akuntansi Persediaan Barang dari kami. Pada bagian selanjutnya, kami akan membahas tentang sistem penilaian persediaan atau asumsi arus biaya persediaan. Adapun yang akan kami bahas selanjutnya adalah asumsi persediaan dengan metode identifikasi khusus, First in First Out (FIFO), dan rata-rata persediaan. Selanjutnya juga akan membahas tentang LCNRV disertai jurnal akuntansi dan contoh soalnya. Sekian dari kami dan selamat belajar Akuntansi Persediaan Barang
Posting Komentar