Aset tetap merupakan bagian penting dalam operasional perusahaan dan membutuhkan dana yang besar untuk memperoleh aset tetap tersebut. Mengingat hal tersebut, maka diperlukan suatu perlakuan akuntansi yang baik, tepat, dan benar atas setiap aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan, yang mencakup penentuan dan pencatatan harga perolehan, penyusutan aset tetap, pengeluaran selama aset tetap digunakan dan penyajian aset dalam laporan keuangan. Pada artikel ini, akuntansi mandiri akan membahas tentang Disposisi dan Biaya Biaya Aset Tetap yang merupakan lanjutkan dari series aset tetap sebelumnya yakni yang membahas tentang Akuisisi dan Penilaian Aset Tetap.
Disposisi dan Biaya Biaya Aset Tetap - Disposisi Aset Tetap
Disposisi aset tetap terdiri dari :
1. Penghentian atau pembuangan aset tetap
Aset tetap dapat dibuang oleh perusahaan baik aset tersebut sudah disusutkan secara penuh maupun belum. Jika aset tetap telah disusutkan secara penuh, maka aset tetap tersebut akan dihapus beserta akumulasi penyusutanya. Sedangkan jika aset tersebut belum disusutkan secara penuh, maka selain menghapus aset tetap tersebut beserta akumulasi penyusutanya, akan timbul kerugian pembuangan aset.
Contoh:
- Perusahaan menghentikan penggunaan kendaraan dimana harga perolehan kendaraan tersebut sebesar Rp 400.000.000 dan telah disusutkan sebesar Rp 400.000.000. Maka untuk menghapus aset tersebut, jurnal yang harus dibuat oleh perusahaan adalah:
- Perusahaan menghentikan penggunaan kendaraan dimana harga perolehan kendaraan tersebut sebesar Rp 400.000.000 dan telah disusutkan sebesar Rp 350.000.000. Maka untuk menghapus atas aset tersebut, jurnal yang harus dibuat oleh perusahaan adalah:
2. Penjualan aset tetap
Apabila aset tetap dijual oleh perusahaan, maka semua akun yang mempunyai hubungan dengan aset tersebut haruslah dihapuskan. Perusahaan wajib menghitung nilai buku dari aset yang akan dijual, jika nilai buku lebih besar dari harga jual maka akan timbul kerugian penjualan aset dan jika nilai buku lebih kecil dari harga jual maka timbul keuntungan aset.
Contoh:
Kendaraan mempunyai harga perolehan Rp 400.000.000 dan telah disusutkan sebesar Rp 300.000.000 dijual kemudian mendapatkan uang tunai Rp 120.000.000. Maka jurnal yang harus dibuat atas penjualan aset tetap tersebut adalah:
Dr. Akum. Penyusutan Rp 300.000.000
Cr. Keuntungan Penjualan Aset Rp 20.000.000
Cr. Kendaraan Rp 400.000.000
3. Pertukaran aset tetap
Ketika pertukaran aset akan dilakukan, maka perusahaan harus menentukan terlebih dahulu apakah pertukaran tersebut mempunyai nilai komersial atau tidak. Pertukaran aset dikatakan mempunyai nilai komersial jika merubah arus kas di masa yang akan datang, sehingga keuntungan yang timbul atas transaksi tersebut boleh diakui. Pertukaran aset dikatakan tidak mempunyai nilai komersial apabila tidak merubah arus kan di masa yang akan datang, sehingga keuntungan yang timbul atas transaksi tersebut tidak boleh diakui.
Contoh:
- Kendaraan lama perusahaan dengan harga perolehan Rp 300.000.000 dan telah disusutkan sebesar Rp 200.000.000 ditukar dengan kendaraan baru yang memiliki nilai wajar Rp 250.000.000. Nilai wajar kendaraan perusahaan yang lama dinilai sebesar Rp 120.000.000. Perusahaan mengeluarkan sejumlah uang tunai atas transaksi ini. Pertukaran ini diperikirakan memiliki nilai komesial di masa yang akan datang. Maka jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah
- Jika transaksi pada contoh sebelumnya tidak mempunyai nilai komersial di masa yang akan datang, maka atas transaksi tersebut jurnal yang harus dibuat adalah:
Posting Komentar